Cerpententang Idul Fitri. Lebaran hanya ditemani oleh sebuah timun suri dan sendirian hingga tahun depan jumpa lebaran lagi. Cerpententang hari raya idul fitri pigura . Liburan hari raya idul fitri. Aku sangat bersemangat hari ini. Contoh karangan bebas dengan tema liburan hari raya idul fitri: Sebagaimana telah kita ketahui bahwa hari raya islam ada dua yaitu idul fitri dan idul adha, kedua hari besar islam tersebut merupakan suatu momen untuk . Karangan dan cerita Buatlahkarangan bahasa arab bertema tentang hari raya idul fitri! ١٠ ذو الحجة ١٤٤٣ هـ. Nostalgia dan hari raya aidilfitri. Mar 30, 2022 · sambutan hari raya aidilfitri karangan upsr malaya contoh karangan dan cerita tentang pengalaman di hari raya idul adha 1442 h in 2021 . Kemudian sebagian siswa mungkin ada pengalaman . PerayaanHari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah tetap dirayakan di tengah suasana pandemi COVID- 19, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun dikala ini kasus Covid tidak setinggi tahun tahun lebih dahulu yang memperbolehkan mudik kekampung halaman tetapi dengan mengikuti protokol kesehatan. IdulFitri salah satu hari besar bagi Muslim, kami saling berbagi kebahgian dengan orang - orang terdekat, saling memaafkan, berdoa kepada Allah untuk kehidupan yang lebih baik. Karangan di atas merupakan salah satu contoh karangan idul fitri dalam bahasa Inggris yang mungkin dapat menjadi referensi kamu dalam belajar bahasa Inggris atau Perayaan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 24 Mei 2020 dan menjadi hari besar bagi umat Islam.. Dilansir dari situs resmi Nahdlatul Ulama, Hari Raya Idul Fitri adalah puncak dari pelaksanaan ibadah puasa.. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa sendiri, yaitu manusia yang bertaqwa. vLgotRT. Cerpen Karangan Galuh Rengganis NugrahainiKategori Cerpen Anak, Cerpen Keluarga, Cerpen Nasihat Lolos moderasi pada 12 September 2013 “Ayo bangun Fazzy! Kita hari ini Sholat ied lho! Nanti kita bisa ketinggalan!” Panggil kakak dari Fazzy bernama Mizzy. Mereka kakak beradik kembar. Umur mereka sama, Fazzy 12 tahun, Mizzy 12 tahun lebih 1 bulan. Wajah mereka sangat mirip. Sampai-sampai, guru dan teman-teman mereka masih keliru memanggil nama mereka secara refleks. Walaupun mereka kembar, mereka tidak pernah berebut sesuatu. Mereka juga tidak saling ribut. Akhirnya Fazzy bangun. Dia kaget, ternyata Papa, Mama, dan Mizzy sudah siap dengan baju lebarannya masing-masing. Fazzy sangat terburu-buru. Akhirnya, semua sudah siap. Keluarga itu pun menjalankan sholat Ied berjamaah di Masjid dekat rumah mereka. Setelah sholat Ied. 1 keluarga itu melakukan sungkeman. Setelahnya, mereka berkunjung ke rumah saudara sepupu Fazzy dan Mizzy. Setelah sampai di tujuan, Hanny menyambut adik-adik sepupunya dengan antusias. Mereka bermain di sungai sebelah rumah Hanny. Fazzy iseng mengerjai kakaknya dengan mencipratkan kecil air sungai ke kaki kakaknya. “Fazzy! Jangan iseng dong! Basah nih celanaku..” Keluh Mizzy. “Sorry kak, sengaja..” Canda Fazzy. Hanny melihat saudara kembarnya sambil tertawa. “Sudah-sudah, kita makan dulu yuk. Lapar nih” Ajak Hanny. Mereka pun makan bersama dengan menu hidangan yang seharusnya ada di hari raya Idul Fitri ini, yaitu opor ayam dan ketupat. Bisa juga ditambahkan dengan sambal goreng. Selesai makan bersama, seluruh keluarga besar berbincang-bincang. Sesekali mereka tertawa juga. “Hari sudah sore, kami pamit pulang dulu.” Pamit Ayah Fazzy dan Mizzy. “Iya pak, silahkan” Ujar Tante Anis. Saat perjalanan pulang, tiba-tiba keluarga itu tak sengaja menyaksikan kecelakaan saat di lampu lalu lintas. Pengguna kendaraan motor, melanggar lampu merah yang tandanya harus berhenti. Karena kecerobohannya itu, pengguna motor tertabrak mobil dari samping. “Yah, itu gimana? Masa didiemin aja?” Tanya Mama panik. “Yuk, kita turun semua bantuin dia!” Ajak Ayah dengan bijaksana. Keluarga itu pun membantu pengguna motor itu. Untungnya, hanya luka ringan. Motornya ada bagian yang pecah, tapi masih bisa di gunakan. “Terima kasih Pak, Bu, Dik. Saya lalai saat berkendara. Sekali lagi, saya mengucapkan banyak terima kasih.” Ucap pengguna motor itu. “Iya pak, kami iklhas membantu. Lain kali jangan lalai lagi ya pak.” Nasehat Ayah. “Pasti pak, terima kasih.” balasnya. Setelah kembali ke mobil.. “Yah, enak juga ya bisa membantu walaupun orang yang belum kita kenal.” kata Fazzy. Mizzy sang kakak pun mengiyakan. “Iya Fa, kita juga akan mendapat pahala oleh Allah SWT di hari yang istimewa ini.” Ujar Ayah. “Yee…” sorak 2 kakak beradik tersebut. Makna di hari Idul Fitri kali ini lebih berarti dari hari-hari sebelumnya karena mereka bisa membantu siapa saja dimana saja dan kapan saja.. Cerpen Karangan Galuh Rengganis Nugrahaini Hai! Namaku Galuh Rengganis Nugrahaini. Aku kelas 6 SD Gayamsari 02 Semarang. Maaf jika cerpenku ini masih belum sempurna. Maaf jika ada kesamaan tokoh/topik. Tapi saya benar-benar membuat cerpen ini tanpa mencontek hasil karya lain. Cerpen Makna di Hari Raya Idul Fitri merupakan cerita pendek karangan Galuh Rengganis Nugrahaini, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Aku, Cinta Dan Sepeda Ontel Oleh Shollina Pagi ini sungguh harum sekali dengan mekaran mawarku yang berada di depan halaman yang begitu indah. Memang tanahnya tak cukup untuk menanam sebuah bunga apalagi sampai bercocok tanam. Namun Paah, Aku Ingin Pergi Oleh Findriana Putri Evtan Paah, aku berdoa dalam harapku. Paah, aku menunggu dalam sedihku. Setiap hari dalam hidup terasa sama, aku bangun dan mendengar asma Allah dikumandngkan. Aku bangkit dan masih berharap akan Ketulusan Ibu Oleh Ulfi Rohma Namaku sasa yang masih duduk di bangku SMA. Aku anak tunggal yang hidup bertiga dengan kedua orangtuaku. Waktu itu, aku sangat bahagia berada di tengah-tengah keluarga yang sangat menyayangiku. Cerita 20 Tahun Oleh Theodora Dayanti 20 Tahun. Dimana kita lagi seru serunya ketemu temen baru, suasana baru, tempat baru yang belum pernah kita temuin, tanggung jawab sama kerjaan, tugas tugas numpuk yang bikin tidur Gadis Pemandang Langit Part 1 Oleh Sintia Ana Bela Dia gadis yang menawan, kebiasaannya adalah memandangi langit, siang atau malam di taman kota. Namanya Niky Bilqis, sering dipanggil Kiki, ia akan memandangi langit dengan banyak ekspresi, seperti nangis, “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Cerpen Tentang Hari Raya Idul Fitri – Pigura Buku Pintar Aktivitas Anak Shaleh, Hari Raya Idul Fitri 31 Ebook Anak Sejarah penyembelihan hewan kurban setiap Iduladha Jual Buku Anak Cerita Anak Pengetahuan Semarak Idhul Adha di 5 Benua - 20 Negara Shopee Indonesia Cerita Hari Raya Idul Fitri – Belajar Dian Restu Agustina Cerita pendek ebook seri belajar islam sejak usia dini Ayo Kita Shalat, Di Hari Raya Idul Adha, Ayah Menyembelih Hewan Qurban Ebook Anak Asal Mula Hari Raya Idul Fitri – Universitas Malahayati Pin on baca buku anak online Bu Darwanti tinggal di Jakarta. Saat hariraya Idul Fitri beliau hendak bersilaturahmike rumah orang - Sejarah Hari Raya Idul Fitri Pengertian, Ibadah, Tradisi Buku Anak Kisah Hari Besar Umat Islam Baru Segel Shopee Indonesia Diskominfo Jabar در توییتر “SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H. Jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk belajar ikhlas, seperti kisah keikhlasan Ibrahim di kala menerima kehendak Allah SWT, untuk mengorbankan anaknya SEJARAH HARI RAYA QURBAN für Android - APK herunterladen DJPL Kemenhub 151 ar Twitter “Keputusan untuk TidakMudik dan DiRumahAja saat ini memang tidak mudah. Terutama di bulan suci Ramadhan serta menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441H. Sederet cerita, luapan perasaan, rasa Cerita Idul Adha PDF Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H/2020 M Halaman 1 - Cerpen Tentang Hari Raya Idul Fitri – Pigura Pengalaman Lebaran PDF Kesimpulan Hari Raya Idul Fitri Research Papers - Contoh Karangan dan Cerita Tentang Pengalaman di Hari Raya Idul Adha 1442 H - Guru Penyemangat Pendidikan Sejarah - USD - Hari Raya Idul Fitri Cerpen Tentang Hari Raya Idul Fitri – Pigura Cerita Pendek Tentang Idul Adha 1442 H Tahun 2021 di Tengah Pandemi Corona - Guru Penyemangat MoFA Indonesia on Twitter “SahabatKemlu berikut beberapa cerita mengenai IdulFitri dan hidangan khas yang biasanya tersaji di berbagai negara. Bagaimana dengan SahabatKemlu? Yuk berbagi cerita IdulFitri di tempatmu!… 22 Mei 2020, Pemerintah Cabut Sebagai Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri - Cerita Kita Untuk Kebenaran - Sejarah Penyembelihan Hewan Qurban - RUMAH HARAPAN Cerpen Tentang Hari Raya Idul Fitri – Pigura Sunnah Idul Fitri Dan Idul Adha - Nusagates Jual Buku SERI HARI RAYA ISLAM IDUL ADHA PERTAMAKU oleh Tim Divaro - Gramedia Digital Indonesia Tahukah Kamu Sejarah Dibalik Hari Raya… - Hasana Aldibumin Facebook Sejarah Idul Adha Hari Raya Qurban Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail PDF Cerita Idulfitri di Tengah Pandemi dari Para Tenaga Medis ceritakan pengalaman ananda menjelang perayaan idul fitri??pliss jawab​ - Contoh Cerita Pendek Tentang Idul Adha, Cerita Pengalaman Idul Adha, Rangkuman Tentang Idul Adha - Portal Purwokerto Cerita Singkat Hari Raya Idul Fitri – BERPROSES Idul Fitri Pengalaman hari raya di tengah pandemi Covid-19 - tidak terasa seperti Lebaran’ dan ada yang hilang’ - BBC News Indonesia Belajar dari kisah Nabi Ibrahim as, Mahasiswi UNIDA Gontor Memperingati Hari Raya Idul Adha 1441 H Cerpen Idul Adha – Pigura Artikel Sejarah SIngkat Hikmah Makna Hari Raya idul Adha Bagi Umat Islam Cerita Pendek, Bahasa Arab, Retoris Mode gambar png Idul Adha Cerita Motivasi Kisah Rasulullah SAW dan Anak Yatim di Hari Raya Idul Fitri - Ramadan Ep. 37 - Selamat Hari Raya Idul Fitri by CERITA PEMBELAJAR Pengembangan Diri & Produktivitas • A podcast on Anchor LEBARAN 2021 SEJARAH PERAYAAN HARI RAYA LEBARAN IDUL FITRI - Kurikulum Pelajaran Sejarah Hari Raya Idul Adha dan Awal Mula Kurban dalam Islam Sejarah Awal Mula Terjadinya Hari Raya Idul Adha Part 5 - Berita Viral Hari Ini, Lowongan Kerja Hari Ini Contoh Karangan Singkat Liburan Lebaran Hari Raya Idul Fitri Sejarah Perayaan Idul Fitri dari Zaman Nabi Hingga Kini - Universitas Pakuan Cerita Mahasiswi Indonesia yang Rayakan Lebaran di Jerman Tahun Ini Jauh Lebih Sepi dari Biasanya - Mobile Contoh Karangan dan Cerita Tentang Pengalaman di Hari Raya Idul Adha 1442 H - Guru Penyemangat Kisah Anak Angkat Rasulullah di Hari Raya Idul Fitri 20 Ucapan Idul Fitri Gaya Milenial di Tengah Pandemi Covid-19, Yuk Cek! – 30 Ucapan Idul Fitri untuk Keluarga, Teman, Kolega, Pacar, Hingga Mantan + Gambar Cerita Akhir Pekan Rayakan Iduladha dengan Minim Sampah - Lifestyle Link Twibbon Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2021, Beserta Kisah Singkat Hari Raya Kurban - Mobile Cerita Lebaran WNI di Utrecht Saat Pandemi Rekomendasi Kegiatan saat Lebaran di Rumah Aja’ Sejarah Singkat Idul Adha Sekaligus Tata Cara Sholatnya Pengumuman Libur Lebaran Dalam Bahasa Inggris - Gambar Islami Karangan Singkat Tentang Idul Adha Liburan Sekolah - Penulis Cilik Jual Buku Buku Cerita Anak Semarak Idul Fitri - Buku Anak Islam - Jakarta Barat - QoriMansur Tokopedia Cerpen Tentang Hari Raya Idul Fitri – Pigura KISAH NABI IBRAHIM HARI RAYA IDUL ADHA - YouTube Contoh Cerita Pengalaman Liburan Lebaran Tahun 2021 – Osnipa Contoh Karangan Bahasa Arab Tentang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dan Artinya - Ilmu Akademika Hari Raya Idul Fitri 2021 Indonesia di Masa Pandemi, Semua Serba Prokes SEJARAH HARI RAYA QURBAN for Android - APK Download Buatlah Rangkuman Tentang Hari Raya Idul Adha!! ​ - Contoh Karangan dan Cerita Tentang Pengalaman di Hari Raya Idul Adha 1442 H - Guru Penyemangat Cerita Warga Surabaya Menyambut Lebaran di Tengah Corona COVID-19 - Surabaya Redaksi LA on Twitter “Momen Idul Adha sendiri selalu punya cerita di setiap tahunnya. Kejadian menarik hingga menyedihkan juga mewarnai pelaksanaan kurban di Hari Raya Idul Adha tahun ini. Yuk disimak!… Pengertian dan Sejarah Hari Raya Idul Fitri Risalah Islam Kisah Hari Raya Idul Adha, Lengkap dengan Panduan Pelaksanaannya Selama Pandemi Covid-19 - Mobile Selamat Hari Raya Idul Fitri 1… - Cerita dunia Islami Facebook Kisah Haru Putri, Anak Yatim Piatu di Hari Raya Idul Fitri Okezone Lifestyle Saya mau minta jawaban tentang tujuan perayaan, sejarah singkat tentang perayaan, dan cara - Dompet Dhuafa Twitterren “4. Singkat cerita, Nabi Ibrahim yang sudah ikhlas ingin menyembelih anaknya karena perintah Allah akhirnya Allah ganti dengan seekor kambing JanganTakutBerkurban… cerita kegiatan yang dilakukan saat hari raya idul fitri Archives ⋆ Gambar Komik Tentang Idul Fitri Komicbox Lebaran Tanpa Mudik di Awal Republik - Historia Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Secara Singkat, Sejarah Awal Idul Adha atau Idul Kurban - Kisah Keluarga Putri Rasulullah SAW Yang Memakan Gandum Basi Di Hari Raya Idul Fitri - Sinar5News Sejarah Idul Fitri dan Ucapan Selamat Idul Fitri yang Benar! Baca Agar Tidak Salah Kaprah! - Jurnal Online UIN Raden Fatah Palembang Khutbah Bhs Jawa Download Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa PDF Hari Raya dan Sejarah Awal Munculnya - ASSCHOL MEDIA Sejarah Halalbihalal Lebaran Tradisi Hari Raya Idul Fitri di RI Cerita singkat tentang peringatan Idul Adha - YouTube Selamat Hari Raya Idul Fitri, Ini 20 Ucapan Lebaran 2020 Halaman all - Cerita Lucu Menjelang Hari Raya Idul Adha for Android - APK Download Sejarah Halal Bihalal, Kapan Pertama Kali Dilakukan? Republika Online Cerita Lucu Menjelang Hari Raya Idul Adha APK - Download APK latest version SEJARAH IDUL FITRI - SEJARAH HARI RAYA ISLAM - CGKATA Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri, Cocok untuk WA Story dan Insta Story √Cara Memperkenalkan Iduladha kepada Anak - Cerita Mamah SEJARAH SINGKAT IDUL ADHA YANG LUAR BIASA - Sentra Masjid Idul Adha 2021 Sejarah Peringatan Hari Raya Idul Adha Qurban Semangat News Informasi Gudang Karya Asrama Mahasiswa UTM – ASRAMA TRUNOJOYO Cerpen Ahmad Zaini Ramadhan telah berada di ujung bulan. Sinar matahari di bulan suci tinggal sejengkal lenyap di rerimbunan perdu. Rohana dibantu ketiga anaknya menata berbagai menu berbuka di ruang makan. Mereka menanti detik-detik terakhir berbuka puasa. Ketika beduk magrib bertalu-talu dari masjid, Rohana memimpin anak-anaknya berdoa lalu mengawali buka puasanya dengan makanan yang manis. Azan berkumandang di sela kegiatan berbuka. Mereka menjawabi setiap lafal azan dengan pelafalan yang tak sempurna. Rohana dan anak-anaknya tak ada niat mengacaukan atau mempermainkan ucapan tiap huruf dalam lafal azan. Akan tetapi, menu buka puasa yang memenuhi mulut merekalah yang memaksanya demikian itu. "Cukup anak-anak kita memakan takjil. Waktu maghrib sangat pendek. Mari kita shalat berjamaah dulu!" Rohana mengajak anak-anaknya. Ketiga anaknya tak ada yang menawar waktu. Mereka bergegas mengambil air wudlu lalu menunggu ibu terkasihnya di ruang shalat. Usai shalat mereka duduk berzikir melantunkan bacaan istighfar, tasbih, tahmid, dan takbir. Mereka melantunkannya secara bersamaan hingga gema suara memenuhi seluruh ruang rumah. Sungguh lafal-lafal itu mampu melunakkan kerasnya hati karena nafsu dan keangkaramurkaan. Rohana masih duduk khusuk dengan balutan mukena. Dia merogoh sukmanya sambil mengurai segala khilaf dan dosa yang pernah dia lakukan selama ini. Untaian istighfar yang terucap dari bibirnya membuka lembaran kelam hidupnya. Catatan dosa dalam memori tergambarkan secara sirri dalam benaknya. Rohana menegaskan diri bertobat kepada Allah atas dosa-dosanya. Dia memohon kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa yang meluber bersama air mata pertobatannya. Ada yang tak sempurna pada malam lebaran kali ini. Rohana tidak lagi bersama suaminya dalam menyelami malam lebaran tahun ini. Dia mengusir Abdul Aziz, suaminya, dari rumah yang telah dibangun dengan susah payah lantaran fitnah tetangga pada pertengahan puasa. Aziz menjadi korban fitnah perselingkuhan dengan seorang janda sehingga Rohana mengusirnya meskipun tanpa bukti. Rohana cemburu buta. Dia ceroboh dengan memercayai laporan tetangganya begitu saja. Ribuan kata fitnah meluncur dari mulut tetangganya. Kata-kata itu membentuk pedang kebencian yang dihunus Rohana untuk menyerang Abdul Aziz. "Apa maksud semua ini?" tanya Abdul Aziz setelah melihat sikap Rohana. Rohana membuang sepiring nasi di depan Abdul Aziz. Piring tersebut hampir saja mengenai kepala anak keduanya. Untung Ratih sangat sigap menghindari piring terbang itu. Serpihan piring berserak mengurai mahligai rumah tangga yang telah mereka bina selama ini. Nasi dan lauknya berceceran memenuhi lantai putih seputih cinta Abdul Aziz kepada Rohana. Namun, putihnya cintanya telah tertutup oleh noda-noda fitnah yang telah menggelapkan mata hati Rohana. "Aku tak menyangka kau tega menikam saya dari belakang. Di depanku kau tampak seperti suami yang jujur dan sok romantis. Akan tetapi, di belakang kau bermain cinta dengan Maryamah. Sekarang kau pilih. Aku dan anak-anak yang keluar dari rumah ini atau kamu yang minggat ke rumah orang tuamu?" Kata Rohana dengan wajah angkara murka. "Dik Rohana, aku tidak paham dengan semua tuduhanmu. Bermain cinta dengan Maryamah siapa?" "Berlagak bodoh, ya? Maryamah, wanita TKW yang baru datang dari Timur Tengah, anak Pak Subhan temanmu pengurus masjid. Wanita janda, bahenol yang telah menggelapkan matamu sehingga kau tega melupakanku dan anak-anak." "Astaghfirullahalazim. Atas dasar apa kau menuduhku seperti itu? Aku tak pernah melakukan perbuatan seperti yang kau tuduhkan kepadaku. Bahkan, aku baru kenal Maryamah setelah Pak Subhan menceritakan anaknya itu yang baru pulang dari Suriah. Anaknya bisa pulang dengan selamat dari negara yang bergejolak tersebut." "Atas dasar itu kan kamu pura-pura bersimpati dan sering mengunjungi Maryamah di rumahnya?" "Rohana! Kau sudah termakan fitnah!" bentak Abdul Aziz. "Fitnah!? Ini bukan fitnah. Ini fakta. Semua tetangga tahu bahwa kamu semenjak Maryamah di rumah, kau sering ke situ." "Rupanya kau lebih percaya pada omongan tetangga daripada mendengar penjelasanku. Aku ke rumah itu karena aku menemui Pak Subhan. Kami membicarakan persiapan pelaksanaan takbir keliling dan salat Id di masjid. Kami berunding tentang khotib salat Id. Bukan bicara tentang Maryamah." "Aku tidak percaya dengan semua alasanmu. Sekarang juga kamu pergi dari rumah ini atau kami yang akan pergi? Sekarang juga," desak Rohana. Abdul Aziz dengan muka sedih karena tuduhan palsu istrinya bangkit dari balik meja makan. Dia masuk ke kamar untuk mengemasi pakaian lalu meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang berderai air mata sembari memainkan menu berbuka puasa. Ketiga anaknya berdiri lalu berhamburan menuju kamar masing-masing. Selang tiga hari Pak Subhan datang ke rumah Rohana. Dia mengantarkan konsep acara takbir keliling serta rencana shalat Id yang telah dirembugkan bersama Abdul Aziz di rumahnya. Rohana sendiri yang menerima konsep dua acara yang terjilid rapi dari Pak Subhan. "Memang Pak Abdul Aziz di mana, Bu Rohana? Tiga hari ini saya tidak melihatnya sama sekali. Padahal, ada beberapa hal yang sangat penting untuk dibahas bersama panitia yang lain?" "Memangnya suami saya menjabat apa dalam acara ini?" tanya Rohana penasaran. "Pak Abdul Aziz sebagai ketua dan saya sebagai sekretarisnya. Kami berdua hari-hari ini sering mendiskusikan kedua acara tersebut di rumahku agar acara bisa berjalan dengan baik dan lancar." Pak Subhan menjelaskannya kepada Rohana. "O, begitu! Maaf, tiga hari ini Pak Subhan ada kepentingan di rumahnya Banyuwangi. Mungkin besok sudah pulang," kata Rohana. Pak Subhan manggut-manggut. Dia pun pamit meninggalkan istri Abdul Aziz. Rasa sesal mulai tumbuh dalam diri Rohana. Dia menyesali tindakannya yang telah menuduh suaminya bermain api dengan Maryamah. Dia termakan fitnah tetangganya yang iri hati pada keharmonisan rumah tangganya. Hati Rohana yang paling dalam sebenarnya tak percaya dengan fitnah itu, namun karena cintanya selama ini pada Abdul Aziz sehingga dengan mudah dia mudah terbakar gosip miring sampai-sampai cemburu buta. "Bu, kenapa menangis?" tanya Laili, si anak bungsu. "Ah, tidak. Ibu tidak menangis," jawabnya sambil mengusap air matanya. "Malam lebaran ini terasa tidak sempurna tanpa kehadiran ayah," sambung Laili. "Benar," kata singkat Rohana sambil mendekap Laili. "Besok pagi ayah harus berkumpul lagi dengan kita." Rohana terhenyak mendengar ucapan Laili. Dia menatap wajah anaknya yang masih duduk di bangku SMP ini dalam-dalam. Hati Rohana menangis karena terharu atas kerinduan anaknya pada sosok ayahnya. Rohana tertunduk di hadapan anaknya. Dia merasa malu karena telah mengusir suaminya tanpa alasan yang jelas. Dia ingin memutar waktu sehingga dia mencabut kata-katanya yang terakhir pada suaminya. Laili menemui Ratih dan kakak tertuanya Fatimah. Laili menyampaikan niatnya kepada kedua saudaranya. Dia bercerita tentang ibunya yang selalu menangis dan berlinang air mata penyesalan. "Benarkah itu? Kalau begitu saat ini pula kita telepon ayah agar besok pagi-pagi keluarga kita menjadi lengkap lagi," kata Amran. Fatimah segera mengambil handphone. Dia menghubungi ayahnya yang telah berpisah dengannya selama dua minggu. Dia meminta kepada ayahnya agar segera kembali ke rumah yang telah ditempatinya selama ini. Ayahnya setuju dan menerima permintaan anak-anaknya. Malam semakin larut. Suara takbir menggema di seluruh alam raya. Kalimat-kalimat thayyibah yang mengagungkan Allah tiada henti merambati waktu semalam suntuk. Pada penghujung malam saat fajar mulai tampak, di pintu depan rumah Rohana terdengar suara ketukan. Fatimah, Ratih, dan Laili bergegas bangkit dari tidurnya. Mereka berhamburan menuju pintu depan. Daun pintu kayu jati mereka buka perlahan. Ternyata sosok ayah yang mereka rindukan telah berdiri di depannya. Mereka saling berangkulan dan hanyut dalam dekap kerinduan. Ratih dan Laili menjemput ibunya yang akan menunaikan shalat shubuh. Mereka memberi kejutan pada ibunya yang semalam suntuk melantunkan takbir di ruang salat rumahnya. Dia dipertemukan suaminya oleh anak-anaknya. Rohana bersimpuh dengan isak tangis penyesalan. Dia meminta maaf kerena telah mengusirnya atas dasar hasutan tetangganya. Di hari yang suci keluarga yang sempat berantakan kini menyatu lagi. Bunga-bunga permaafan memenuhi ruang hati mereka. Senyum kebahagiaan mengembang dari penghuni rumah di hari kemenangan yang penuh makna. Mereka berkumpul lagi merayakan hari raya lebaran dengan kesempurnaan. Wanar, Maret 2022 Ahmad Zaini, guru di SMKN 1 Lamongan dan Ketua PC Lesbumi NU Babat. Beberapa puisi dan cerpen sering dimuat di berbagai media cetak dan online serta telah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi dan cerpen. Buku kumcer Lorong Kenangan dinobatkan sebagai pemenang dalam GTK Creative Camp GCC 2021 oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Saat ini dia berdomisili di Wanar, Pucuk, Lamongan. Hai Sobat Guru Penyemangat. Semoga Allah menerima amal kita semua khususnya pada bulan Ramadan tahun ini, kita kepada Allah atas segala nikmat, terutama nikmat sehat dan sempat sehingga bisa bertamu ke momentum Idul Fitri di bulan tulisan yang baku itu adalah Idulfitri, sih. Tapi entah mengapa ucapan hari raya yang satu ini lebih masyhur ditulis dengan cara dipisah. HehePada kesempatan yang berbahagia ini ingin menghadirkan cerpen bertema tentang Idul Fitri berikut berjudul kata-kata maaf yang terlambat ingin mengajak kita memahami esensi maaf di hari disimak yaCerpen Idulfitri Kata-kata Maaf yang TerlambatOleh Ozy V. AlandikaHari ini tepat 1 Syawal. Ternyata bulan Ramadan baru saja pamit untuk berpulang. Ia meninggalkan almanak, euforia jajanan takjil, dan menyisakan segepok kurma untuk melanjutkan puasa 6 yang pergi meninggalkan sepi. Sepi dirasa, sepi di hati, tapi tidak dengan ponsel pintarku. Sedari Subuh notifikasi tiada pernah berhenti sudah tahu apa embun…Sesejuk senja…Seputih awan…Setulus rasa… dan segunung kata-kata mutiara bin puitis lainnya. Itulah hari raya Idulfitri, lebarannya umat Islam di seluruh entah mengapa, aku masih saja mengingat perkataan guruku. Sekitar seminggu yang lalu, beliau pun sempat berkata kepada kami pada momentum pengumuman sekaligus penutupan pesantren kilat Ramadan.“Anak-anak, pada kesempatan yang berbahagia ini, Bapak mewakili Bapak/Ibu Dewan guru, kepala sekolah, serta segenap karyawan SD mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Jikalau ada hak-hak kalian yang belum sempat kami penuhi, mudah-mudahan hak tersebut kalian relakan sehingga tak menjadi beban tuntutan bagi kami di akhirat nanti. Adapun segala khilaf dan salah kalian sudah kami maafkan. Bapak ucapkan selamat menyambut Hari Raya Idulfitri.”Para guru di sekolah sudah sejak jauh-jauh hari melantunkan ucapan maaf. Iya, aku tahu. Alasannya sederhana, karena ketika nanti anak-anak bersekolah, suasananya tidak akan seramai hari lagi takbiran Idulfitri menurut ketentuannya memiliki batas akhir yaitu setelah khotib turun dari mimbar. Beda dengan Idul Qurban, takbirannya hingga 3 hari ke begitu, agaknya esensi dari ucapan guruku tidaklah sesederhana itu. Lebaran Idulfitri memang menjadi momentum yang pas untuk saling saja menurutmu Idulfiri sebagai hari kemenangan adalah kesempatan yang besar bagi kita untuk menguatkan tali yang jauh, pulang ke kampung halaman hanya demi bersua dengan keluarga dan orang tua tercinta setelah sekian lama dipisahkan oleh mereka yang dekat, tidak henti-hentinya singgah ke rumah tetangga, sanak, hingga handai tolan untuk sekadar bersilaturahmi dan saling cicip-mencicip kue bermaaf-maafan?Sudah telat, sih. Kapan bermusuhannya, kapan minta maafnya. Kapan berkata syahdan menyakiti hati, tapi kapan pula mengakui kesalahan dan berusaha untuk tidak jatah bermusuhan sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW tidak boleh lebih dari tiga hari?Kadang aku malah bingung. Tapi aku bukanlah orang sok alim yang langsung ingin menuduh bahwa kegiatan bermaaf-maafan di hari raya Idulfitri itu bid’ah karena tidak ada contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad nantinya bertemu dengan orang semacam itu, rasa-rasanya gantian aku yang mau berkata, “Memangnya ada dalil bahwa Rasulullah SAW mengharamkan kita untuk meminta maaf di hari raya Idulfitri?”Aih, sudahlah. Aku bukanlah orang yang suka mendebati hal semacam itu. Intinya, kalau segala sesuatu hanya dipandang dari kebencian, maka segunung dalil pun tidak akan mampu memuaskan mereka. Bukankah untuk melarang atau mengharamkan sesuatu itu butuh dalil?Tentu Aku tidak mau membahasnya lebih dalam. Aku yakin bahwa selama umat muslim berpikir dengan kepala dingin, tidak meninggikan hawa nafsu, maka semua akan aman, damai, dan saling ya, kalau kemudian banyak orang menunggu momentum Idulfitri sebagai waktu yang tepat untuk bermohon maaf, maka itu yang tidak salah, kesalahannya dilakukan bulan ini sedangkan lebaran masih beberapa bulan terbayangkan oleh kita seberapa banyak dosa yang dikumpulkan karena kedua belah pihak telah memutuskan tali silaturahmi. Lebih dari tiga hari lho?Berpuasa di bulan Ramadan memang merupakan jalan menuju takwa, tapi ada banyak gang lain pula yang terbuka untuk kita tempuh agar mencapai takwa. Termasuklah bersegera dalam meminta SWT berkalam dalam QS Ali-Imran ayat 133-134وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ .[آل عمران133-134]ArtinyaDan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat ayat tersebut, mukmin yang cerdas pasti bisa memetik hikmah bahwasannya perilaku menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain adalah jalan lain menuju bila dicermati lebih lanjut, perilaku saling memaafkan ini pula harus disegerakan sebagaimana perintah Allah pada ayat 133, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu…”.Maka dari itulah, marah itu jangan lama-lama. Dendam itu jangan lama-lama. Semisal dendam sudah lama tumbuh dalam hati, sontak saja semua yang dilakukan oleh orang lain itu adalah ketika orang yang didendam itu sedang mendapat kebaikan, si pendendam malah iri, dengki, dan merasa bahwa Allah itu tidak adil karena telah memberikan kebahagiaan kepada orang min dzalik!Makanya itu, kalau saling bermaaf-maafnya harus menunggu hari raya, itu kelamaan. Kata-kata permintaan maaf yang sebening embun, seputih awan dan semisalnya itu adalah ucapan yang tidak apa-apa juga, sih. Daripada tidak sama sekali, kan. Setidaknya kita sudah menjalin atau bahkan mempererat kembali tali silaturahmi. Toh itu juga adalah jalan menuju takwa.****Boleh Baca Cerpen Menghitung Pemberian TerbaikDemikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang cerpen bertema Idulfitri yang membahas tentang ucapan dan kata-kata maaf yang bermanfaat dan jadi Di akhir Ramadhan, santri dan pelajar sudah memasuki masa-masa libur. Bagi para pekerja pun, waktu libur lebaran akan tiba pada pekan ketiga dan keempat bulan Ramadhan. Ada banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, di antaranya adalah membaca. Selain memperbanyak tadarus, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang tersebut adalah membaca buku, di antaranya kumpulan cerpen. NU Online menghadirkan empat kumpulan cerpen yang dapat mengisi waktu-waktu senggang selama Ramadhan di libur lebaran. Cerpen merupakan akronim dari cerita pendek, sebuah karya sastra dengan bentuk prosa yang bisa dibaca dengan sekali duduk. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu cerita. Di dalam buku kumpulan cerpen, terdapat beberapa cerita yang satu dengan lainnya tidak saling berkesinambungan. Karenanya, pembaca dapat memilih cerita mana yang hendak dibaca lebih dulu. Meskipun ceritanya ringkas, tetapi cerpen dapat menghadirkan berjuta hikmah bagi pembacanya. Ada berbagai pelajaran penting yang bisa dipetik dari kisah yang demikian ringkas. Sebab, bagaimanapun, karya sastra mampu memberikan pengalaman kepada pembaca tanpa harus mengalaminya sendiri. Berikut ada empat kumpulan cerpen yang NU Online rekomendasikan untuk dibaca di penghujung Ramadhan dan lebaran, yaitu 1 Lukisan Kaligrafi, 2 Senyum Karyamin, 3 Robohnya Surau Kami, dan 4 Panggilan Rasul. 1. Lukisan Kaligrafi Buku ini memuat 15 cerpen karya KH Ahmad Mustofa Bisri. Sebagian cerpennya terbit di sejumlah media nasional, sedang sebagian lainnya belum terpublikasikan. Cerpen-cerpen ini banyak berkisah tentang lingkungan pesantren sebagaimana latar belakang penulisnya yang seorang kiai. Ada pula yang bercerita mengenai perjodohan atau perkawinan. Menariknya, cerpen-cerpen karya Gus Mus ini mengandung berbagai macam kejutan yang akan membuat pembaca tidak menduga-duganya. Pun beberapa cerpen memuat kisah-kisah yang tak biasa, di luar nalar manusia biasa, tetapi akrab di telinga masyarakat pesantren. Cerpen-cerpen ini lebih banyak menekankan pada sosok tokohnya. Tak pelak, judulnya pun berupa nama tokohnya, seperti Gus Jakfar, Gus Muslih, Ning Ummi, Kang Amin, Kang Kasanun, Ndara Mat Amit, Mbah Sidiq, dan Mbok Yem. Namun, ada pula yang tidak berjudul nama tokohnya, seperti Amplop-Amplop Abu-Abu, Bidadari Itu Dibawa Jibril, Iseng, Lebaran Tinggal Satu Hari Lagi, Lukisan Kaligrafi, Mubalig Kondang, dan Ngelmu Sigar Raga. 2. Senyum Karyamin Bila buku di atas banyak berkisah tentang pesantren, rekomendasi kedua ini lebih banyak bercerita tentang wong cilik, mulai dari pekerja kasar, buruh, sampai pengemis di bus. Demikianlah kekhasan cerpen-cerpen yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Buku ini memuat 13 cerpen karyanya dari tahun 1976 sampai 1986. Berkatain dengan wong cilik, tentu saja yang dikisahkan adalah perihal penderitaannya yang demikian pedih, seperti kelaparan di tengah pekerjaan berat yang harus dituntaskan, keracunan singkong, mayat yang tak terurus, hingga kehamilan seorang perempuan tanpa suami yang membuat heboh kampung. Namun, ada pula cerita yang sedikit di luar nalar seperti beberapa cerpen Gus Mus di atas. Cerpen karya Ahmad Tohari yang demikian itu berjudul Pengemis dan Shalawat Badar. Cerpen ini mengisahkan seorang pengemis yang meminta-minta di bus sembari melantunkan Shalawat Badar. Ia sempat diusir oleh kondektur saat bus telah melaju kencang, sebelum ia keluar sembari tetap dengan melantunkan shalawat yang sama. 3. Robohnya Surau Kami Berbeda dari dua buku di atas, kumpulan cerpen ini mengisahkan cerita tentang orang-orang yang haus pengakuan, baik dari sisi agama maupun sosial. Dari sisi agama, cerita Ajo Sidi dalam Robohnya Surau Kami seolah membutuhkan pengakuan bahwa dirinya menahbiskan diri untuk mengabdi kepada Tuhan dengan aktif beribadah di surau, tetapi di sisi lain, ia sendiri melupakan keluarganya. Menariknya, cerpen tersebut menampilkan dialog imajiner di alam akhirat. Ada pula yang haus pengakuan di ranah sosial seperti yang ditunjukkan dalam cerpen Anak Kebanggaan. Anak yang dibangga-banggakan itu tidak pula mengabarkan berita kelulusannya sebagai dokter. Bahkan surat-surat yang dikirimi ayahnya kembali ke pengirimnya, tak sampai ke putranya itu. Kisah-kisah cerpen tersebut menarik benang merah mengenai perlunya manusia hidup dengan manusia lainnya. Membaca cerpen-cerpen tersebut akan menumbuhkan jiwa dan semangat hidup kita sebagai makhluk sosial yang perlu untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, tidak sibuk hanya memikirkan dunianya sendiri. Buku ini memuat 10 cerpen karya Ali Akbar Navis, seorang sastrawan kenamaan asal Sumatra Barat. Kumpulan cerpennya ini terbit pertama kali pada tahun 1986. 4. Panggilan Rasul Buku ini merupakan karya Hamsad Rangkuti. Berbeda dengan kumpulan cerpen lainnya, buku Hamsad yang ini banyak berkisah mengenai cerita-cerita yang berkaitan dengan peristiwa agama, seperti lebaran, khitan, mengaji, hingga lailatul qadar. Berkaitan dengan lebaran, ada empat cerpen, yaitu Salam Lebaran, Malam Takbir, Hujan dan Gema Takbir, dan Reuni. Tentang malam lailatul qadar, ada dua cerpen, yakni Lailatul Qadar dan Malam Seribu Bulan. Ada juga yang berkisah tentang pengajian, yaitu Ayahku Seorang Guru Mengaji. Sementara yang bercerita tentang khitan adalah Panggilan Rasul. Cerpen-cerpen tersebut mengisahkan berbagai ironi yang muncul di tengah masyarakat di waktu-waktu yang harusnya penuh sambutan gegap gempita. Hal demikian memberikan pembelajaran yang berarti bagi pembaca, khususnya dalam bersyukur dan bersabar. Buku-buku kumpulan cerpen itu, kecuali Robohnya Surau Kami, bisa dibaca melalui aplikasi iPusnas, yaitu aplikasi digital milik Perpustakaan Nasional. Melalui aplikasi itu, kita bisa membaca berbagai macam buku yang tersedia secara digital dan gratis akses. Penulis Syakir NF Editor Fathoni Ahmad

cerpen tentang idul fitri